AssWW - Selamat datang

Rekan-rekan yang dimulyakan Allah.
Weblog Dzikrullah / Zikir saya persembahkan, awalnya untuk menuliskan kembali artikel-artikel yang saya tuliskan pada milis Dzikrullah milik Ust. Abu Sangkan, dimana pada bulan Ramadhan 2006 saya menuliskan 13 buah "Loa dan The Secret yang Saya Pahami".

Selamat menyimak ke-13 Artikel pada milis Dzikrullah / Zikir tersebut (artikel bulan JUNI 2008), dan artikel-artikel yang lain..............

Monday, May 28, 2012

LOA & The Secret Yg Saya Pahami (12): Tahu Dosa?


Tahu itu “MASIAT”, mengapa TETAP Berbuat DOSA?
AssWW,
Bila anda berkenan, saya ingin memberikan pandangan yang menarik, apa-apa yang terjadi terutama di Negara kita. Ini bermula dari sebuah pertanyaan krusial yang saya pernah ungkapkan sekitar 10 tahun yang lalu, sbb:
“Banyak pejabat/haji/orang penting/pengusaha dll, yang “tahu” sesuatu itu berdosa, tapi mengapa masih mereka lakukan juga?” (korupsi, mementingkan diri sendiri, mark-up harga, tender diatur shg merugikan Negara, minta komisi proyek dan ribuan “maksiat” lain)
Inilah di antaranya yang membuat HANCUR Negara ini.
Na’udzubillah…….
Ada fenomena apa ini?
Apakah yang “keliru” al Qur’an?
Apakah agama ini “tidak” cocok lagi di jaman modern ini?
Apakah manusia yang keliru, tapi mengapa banyak orang yang melakukan hal ini?
“Iki kenopo mas, aku ora mudeng!”
“What happend to Muslim people?”
“Warum die leute mach MAKSIAT“
Pertanyaan ini baru terjawab setelah saya mengamalkan dzikrullah cukup lama.

Konon ada “prosedur“ untuk mencapai ma’rifat yang disarankan para ahli tasauf, yaitu urutan-urutan syariat, tarekat, hakekat dan ma’rifat.
Dimulai dengan mengetahui syariat Islam, lalu mengamalkan tarekat, sehingga mendapatkan hakekat (esensi alam “semesta“ dan “ketuhanan“) dan akhirnya ma’rifat (mengenal Tuhan).
Semula saya tidak percaya, apakah benar-benar mengikuti 4 prosedur yang panjang dan memakan waktu yang lama tersebut saya sampai kepad ma’rifat? Apakah tidak bisa hanya short cut“ dengan baca-baca Al Qur’an, Al Hadist dan bertanya pada ahlinya/kaum ulama serta mengikuti pelatihan keagamaan 2-3 hari saja?

Tapi mungkin betul juga kata sufi ini. Buktinya saya pribadi. Walaupun sering baca Qur’an/Hadist dan belajar agama sejak di SD, mengikuti pengajian-pengajian, tetap juga ”hati” saya belum banyak berubah.

”Pengamalan tarekat secara praktisnya sebenarnya hanyalah dzikir”, kata seorang sufi. Simple bukan? That’s all. Karena simplenya ini, maka berbagai buku tasauf yang ”tebal-tebal” saya ”buang jauh-jauh”, mulailah saya belajar berdzikir.
”Ketika engkau sudah saatnya nanti, Allah akan memberikan jawabanNYA. Dan engkau akan diberikan ilmu langsung dariNYA”, demikian kita-kita lanjut kata-kata sufi ini. Sebagian orang mengatakan ”ilmu laduni”. Bagi saya, “what ever the name, the importance point is, Allah gives us an enlighment to make us more more closer to Allah”

Setelah belasan tahun berdzikir, saya menemukan jawaban pertanyaan krusial diatas yang akan saya uraikan agak panjang sbb. Saya yakin di antara anda juga mempunyai pendapat yang lain. Satu hal bahwa, setelah berdzikir cukup lama, paling tidak semoga ”uraian ini datangnya berasal dari pencerahan Allah”.

Paling tidak, bagi anda yang mampu ”menyadarinya”, tidak perlu ”capek-capek” duduk berdzikir..... Kan anda lebih untung, lebih enak...he...he...
Mari kita simak sama-sama...........

Ingatkah ketika kita berhaji? Sungguh nikmat, bahagia, khusyu’ dan rasanya doa terkabul, dosa diampuni dll...dll.. Begitu melakukan kebaikan, langsung saja Allah balas KONTAN. Melakukan ”maksiat” (bertengkar, berpikir negatif dll) Allah balas kontan juga...
Seolah-olah Allah bersabda:”Wahai manusia, inilah yang sebenarnya kehidupan di Surga. Berbuatlah kebaikan di dunia, AKU balas kebaikanMU. Kalau engkau berbuat maksiat, saksikanlah azabKU sangat pedih. Ambillah pelajaran dari berhaji, supaya kamu jadi orang bertakwa” (Ya, Allah ampunilah dosa saya kalau saya keliru...Astaghfirullah.3x....)

Pertanyaan lagi:”Mengapa ketika kita kembali ke tanah air, ’kejadian’ di Mekkah ini ”TIDAK TERJADI” lagi?

Kalau kita sedikit berpikir, ada jawaban seperti ini :” Ya, jelas aja... Mekkah adalah tempat yang Allah sucikan...”
Dikejar lagi dengan pertanyaan, ”Apakah mungkin, membawa ’kesucian’ Mekkah ini ke Indonesia, bahkan ke mushala kita dan bahkan di rumah serta kantor kita?”
Saya jawab : YES! ......Caranya pak Adhi?

Kita lanjut pada uraian saya berikut ini......
Saya pernah berdiskusi dengan seorang rekan seperti ini:

Saya tanya: ”Menurut anda, Qur’an itu milik siapa sih?”
”Ya milik Allah donk!”, jawab rekan saya dengan sedikit meremehkan saya.
”OK, sepakat”. ”Qur’an menurut anda, apa fungsinya?”
”Ya sebagai petunjuk, pembeda, muamalah, syariat dll”
”Lalu, setelah milik Allah, milik siapa lagi”, tanya saya.
”Ya, milik Nabi, Rasul dan menjadi milik kita umat Muhammad ini”. ”Gitu aja kok ditanyakan....”

”Apa tanda atau bukti kalau memang benar-benar milik manusia dan termasuk saya dan anda
”Ya, Al Qur’an kan maha benar, untuk apa kita tanya lagi? Manusia kan makhluk Allah, pastilah Qur’an menjadi milik manusia juga.....”

”Baik, mari kita buka mata, buka hati, dan kita sedikit telaah pelan-pelan.
Qur’an milik Allah, diturunkan kepada nabi, artinya ’ayat-ayat Qur’an VALID bagi nabi’. ’Ada yang mengatakan, Rasul adalah Qur’an yang berjalan, dsb’. Arti VALID, adalah ’berlaku’ bagi diri Rasulullah.

Qur’an bukan hanya sekedar teori yang berupa beberapa jilid kertas, bukan lagi cerita, tetapi sudah menjadi realita dalam kehidupan seseorang.

Kalau hanya cerita, knowledge, apa beda orang muslim dan non-muslim yang sama membaca Qur’an hayooooo.....Apa bukti atau tanda kalau Rasulullah adalah rahmatan lil ’alamin dengan Qur’an dan Hadistnya?

Misalnya dikatakan di Qur’an kalau dikatakan berbuat kebaikan, maka akan ada balasan kebaikan dan pahala. Kalau melakukan maksiat/kejahatan ada azab. Dan sebagainya. Inilah indikasi bahwa Rasul adalah ’on Allah track’, dalam ’jalur’ Allah.
Kalau tidak dalam jalur Allah, lalu jalur siapa? Ya, iblis lah.....Tidak ada jalur diantaranya.....
Jadi, kalau orang-orang yang melakukan dosa itu ada di jalur siapa?
Ya......anda tahu jawabannya.....Jalur iblis..... Kasihan deh loe......he...he....he...”

Seketika rekan saya tadi terdiam..... Teringat selama ini ”azab” sangat jarang Allah turunkan, padahal bisnis rekan ini cukup banyak maksiatnya.

Alangkah sia-sianya usaha mendekat Tuhan selama ini..... Jalan di jalur IBLIS!
Hidup seadanya, terbawa arus masyarakat yang banyak maksiatnya....
”Saiki jaman edan”
”Yen ora edan, ora keduman” Waduh, waduh, waduh ..............

Mujahadah & istikhomah haruslah kita tingkatkan bila kita mau serius menuju jalan Tuhan. Kita bersihkan nafs kita sehingga ketika kita pulang nanti Allah berseru dalam Al Fajr 27-30, ayat tersebut VALID bagi kita:
”Wahai nafs/jiwa yang tenang, kembalilah kepadaKU dengan ridho dan AKU ridhoi, masuklah dalam golonganKU, dan masuklah dalam surgaKU”.
(Kalau ayat ini tidak VALID, kira-kira kemana rohani kita ketika meninggal? Melayang dimana? Ke alam barzah yang penuh dengan derita dan kesulitan? Wallahu ’alam....)

Jadi, para pejabat kita, pengusaha, direksi perusahaan, dan bahkan orang-orang Depag yang ketahuan me-nilep uang yang seharusnya milik umat itu, dan bahkan para menteri yang korup itu tidak dalam jalur Allah, tapi di jalur Iblis?”, tanya rekan saya ini.

Ya, kalau kita ikuti yang tadi kita bicarakan, anda bisa ambil kesimpulan sendiri seperti itu kan?”, jawab saya.
”Wah..wah...wah..., pantas negeri ini selalu dalam laknat Allah, banyak bencana, ekonomi morat-marit, akhlak makin hancur......”, kata teman saya setengah geram dan masygul, sepertinya tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk memperbaiki negara ini.....

”Ya, dunia ini adalah ’komputer’-nya Allah, semua serba pasti/eksak, tidak ada sesuatu yang kebetulan, semuanya mengikuti sunnatullah. Tidak ada yang terjadi tanpa sebab yang jelas. Allah maha teliti....Subhanallah.... Allahu Akbar.....”, kata saya menutup pembicaraan.

Menurut saya, apabila kita melakukan ”maksiat”, tidaklah cukup hanya dengan taubatan nasuha saja, tetapi harus ditambah kebaikan (energi positif lain) serta pembersihan jiwa - tadzkiyyatun nafs. (Caranya gimana ya?)

”Setiap sesuatu ada pembersihnya, dan pembersih nafs adalah dzikrullah”, sabda Rasulullah suatu ketika.
Law Of Attraction ISLAMI (LOIS) yang berhubungan dengan Dzikir ini menurut adalah Al Baqarah 152 :
” Fadzkuruni adzkurkum……..dst” (Karena itu ingat, sadar penuhlah kamu kepada-KU niscaya AKU akan ingat, sadar penuh pula kepadamu, bersyukurlah dan jangan engkau ingkari akan turunnya nikmatKU kepadamu”).

Konon, saat itu turunlah Jibril kepada Rasulullah, dia berkata:
”Wahai Rasullulah, akan aku turunkan sebuah ayat yang belum pernah Allah turunkan sejak nabi Adam”.
”Apa itu ya Jibril?”
Fadzkuruni adzkurkum……..dst”

Ingat disini berarti juga dzikir menyebut nama Allah, nanti kalau dzikir kita tepat dan sampai di hadirat Allah, maka Allah akan kembali berdzikir kepada kita.

Ayat ini sangat fokus, yaitu dimulai dengan dzikir kita dulu, baru Allah berdzikir kepada kita, mudah bukan?
Kita “menarik energi” Allah dengan dzikir yang kita laksanakan, Allah akan membalas dzikir (memberikan energiNYA yang sangat dahsyat) ke diri kita.
Bukankah ini adalah LOIS terhadap Allah?

Benarlah kata seorang sufi :”Engkau dzikir banyak-banyak sajalah, Allah akan memberikan jalan dan rahmat kepadamu”.

Kata-kata sufi yang mukhlisin bukan sekedar kata-kata biasa, tetapi penuh dengan kebenaran dan hikmah. Seorang sufi yang kamil, pasti mengeluarkan kata-kata yang VALID bagi dirinya. Sayapun baru tahu hal ini setelah seorang sufi mengatakannya puluhan tahun yang lalu, bahwa kita harus banyak-banyak berdzikir. Ilmu hakekat akan sulit kita dapatkan kalau kita tidak banyak-banyak melaksanakan dzikrullah. Semoga kita dipertemukan kepada sufi yang demikian……..
Walahu ‘alam…


Pembaca, maafkan saya kalau ada kata-kata yang kurang tepat....
Ya Allah, berikanlah hambaMU ini jalan dan tuntunan dalam berdzikir kepadaMU….
Ya Rahman, Ya Rahim, hanya ENGKAUlah tujuanku dan ridhoMU yang aku cari.
Amin....

WasWW,
Adhi Susilo - http://loaislami.blogspot.com

Friday, June 13, 2008

LOA & The Secret Yg Saya Pahami (14): Negara Terpuruk?


LOA: Apa “INI” yang membuat NEGARA ini TERPURUK?

AssWW,

Rekan-rekan budiman, ijinkan saya sharing lagi tentang ”nasib buruk” negara kita dari sisi LOIS.

Sebelumnya, agar lebih jelasi, saya kutip lagi teori LOA secara sederhana, sbb:

  1. Pengertian LOA: ” You attract to your life whatever you give your attention, focus and energy to, whatever wanted or unwanted
  2. Kapan LOA berlaku? Jawab: Setiap SAAT/DETIK
  3. Semua hal adalah berupa “kuanta”/energi dg frekwensi tertentu (Energi ketika sekali terbentuk, tidak dapat hilang, hanya dapat berpindah bentuk)
  4. Kuanta/energi ini dapat saling mempengaruhi
  5. Thought is motion energy (yang kita bayangkan, katakan, persepsikan, emosikan, kreasikan, adalah ENERGI yang bergerak, dengan frekwensi tertentu, terkirimkan ke ”alam semesta”= ALLAH), jadi: Manusia adalah sumber energi dengan berbagai frekwensi

Doa adalah yang kita katakan, emosikan, termasuk motion energy.

Dari sini kita ambil ”kesimpulan” bahwa SETIAP SAAT kita juga BERDOA tanpa kita sadari. (Ingat juga, LOA doa ini SETIAP DETIK/SAAT berlaku).

Kita ”merasa/berpikir/beremosi” marah, mangkel, kecewa, iri, dengki, berpikir pesimis, stress, melakukan berbagai tindakan ”negatif” dll, adalah ”doa” yang tidak kita sadari yang kita ”sampaikan” kepada Allah Azza wa Jalla.

Dengan melihat, mendengar dan merasakan hal-hal yang negatif, tanpa terasa/tidak disadari, pikiran bawah sadar (yang 88% dari ”volume” otak), ini menjadi ”teracuni”/terprogram” secara negatif, sehingga kita ”merasa/ berpikir/beremosi”, yang akhirnya ”menarik” energi LOA NEGATIF.

Apa saja sumber info negatif ini? Di antaranya adalah:

  1. Lebih dari 30 tahun jaman Bpk Soeharto yang kita tahu KKN (pikiran kita ”selalu negatif), berapa puluh juta orang terpengaruh ”perasaan negatif?”
  2. Belum lagi jaman pasca Bpk Soeharto...... (berapa puluh juta bangsa ini terpengaruh?)
  3. Sinetron TV yang penuh dengan “emosi marah”/”balas dendam” dll pada prime time, dan sudah berlangsung berapa tahun? Berapa juta anak/remaja/ortu yang terpengaruh? Menurut sebuah laporan penelitian yang pernah ditayangkan di MQTV sekitar Mei 2007 lalu, rata-rata acara pendidikan di seluruh TV di Indonesia hanyalah 7% saja.....
  4. Belum lagi koran-koran di Indonesia, hanya sangat sedikit berita yang positif. Sudah berapa ini berlangsung? Berapa ratus/puluh juta orang terpengaruh khawatir, ketakutan, negatif dll?
  5. Lagi-lagi tabloid “lampu merah” yang setiap hari terjual ”laris” bak kacang goreng....hiiii....
  6. Belum lagi anak-anak sekolah yang “terlalu padat” pelajaran, sehingga ikut “mengotori” pikiran. Anak sekolah ada berepa puluh juta?
  7. Lai..dan lagi...lagi, inflasi yang sangat tinggi di negara ini, harga-harga naik, sekian belas persen pertahun. Apa hal ini tidak menambah emosi negatif sekian puluh juta orang Indonesia, baik ibu-ibu atau anda semua?

Nah, ini semua berakibat “blunder” lingkaran tertutup yang tidak pernah habis-habisnya.

Menurut teori Brain Management, orang yang “mempunyai” pikiran “kotor” cenderung mempunyai emosi/perkataan/perbuatan “kotor”, karena pikiran bawah sadarnya dipenuhi oleh pikiran kotor ini. Bahasa agamanya adalah “hati” yang kotor. Bahasa modernnya, GIGO (garbage ini, garbage out).

Berapa puluh/ratus juga orang yang cenderung GIGO ini?

Wah, komplitlah sudah.....

Akumulasi enegi yang luar-luar biasa negatif ini tentu tidak akan “naik ke Arsy”, tetapi “kembali” ke negara kita, dalam bentuk-bentuk “bencara” (ekonomi makin sulit, musibah, bencara alam, Tsunami, dll, dll).

LOA NEGATIF ini berlaku..............

Setelah saya amati ketika total 2 tahun di negeri orang ketika saya masih di BUMN (Jerman, Jepang, USA), tinggal bersama para engineer dan manager disana, keadaan disana ternyata “lebih baik” untuk hidup. Gaji cukup, inflasi hampir NOL (bisa planning nabung), jaminan sosial ada, hari tua terjamin, ngurus-ngurus ke pemerintahan gampang, ada anak dapat tunjangan lagi, sekolah tidak bayar, dll.

Wuahhhh enak tenan urip iki.....

Pokoknya, secara umum, tinggal kerja yang baik, berprestasi nggak perlu macam-macam, hidup “terjamin”.

Nah ini tentu saja membuat LOA POSITIF untuk mereka secara umum pada sekian puluh juta orang “bule” ini.

(kalau tentang “politik” yang tidak “bersahabat”, itu soal lain, memang begitulah politik…..)

Kembali ke Indonesia:

Anda bisa bandingkan, LOA Negara kita yang negatif ini dampaknya…..

Konon, di Aceh, malam tepat sebelum Tsunami, ada pesta muda-mudi bebas yang “naudzubillah” sampai jam 3 pagi. Jam 6 kurang, Tsunami terjadi…..

Tuhan Maha Adil, energi LOA Negatif ini membuat “alam bergolak”. Tentu jangan kita salahlah orang lain, kecuali diri kita.

Bagaimana cara mengubah Indonesia ke arah lebih baik dengan cepat?

Tentu saja yang mudah adalah dari pimpinannya. ”Leadership is infuence”, kata John C. Maxwell. Pemimpin-pemimpin negeri mempunyai ”power” untuk menggerakkan Indonesia menjadi lebih baik.

Contoh kecil saja, masalah hukum. Hukumlah seberat-beratnya orang yang bersalah, tanpa pandang bulu (kita ingas Rasulullah yang menerapkan hukum ”potong tangan”. Di Arab Saudi, konon korupsi dianggap sebagai ”penghianat” dan mungkin bisa di-”Qishos” (potong leher).

Di negara ini, koruptor yang sekian trilyun hanya dihukum misalnya 1-3 tahun, akibatnya, pikiran bawah sadar calon-calon koruptor juga ”cenderung”meneruskan korupsinya. Jadi, ”image” (bagi yang tahu NLP, image ini adalah ”anchor” hukuman ringan ini harus diubah).

Pembaca, maafkan saya kalau ada kata-kata yang kurang berkenan...

Ya Allah, berikanlah negara kami ini jalan dan tuntunan untuk selalu melaksanakan perintah-perintahMU...

Ya Rahman, Ya Rahim, hanya ENGKAUlah tujuanku dan ridhoMU yang aku cari.

Amin....

WasWW,

Adhi Susilo - http://loaislami.blogspot.com