AssWW - Selamat datang

Rekan-rekan yang dimulyakan Allah.
Weblog Dzikrullah / Zikir saya persembahkan, awalnya untuk menuliskan kembali artikel-artikel yang saya tuliskan pada milis Dzikrullah milik Ust. Abu Sangkan, dimana pada bulan Ramadhan 2006 saya menuliskan 13 buah "Loa dan The Secret yang Saya Pahami".

Selamat menyimak ke-13 Artikel pada milis Dzikrullah / Zikir tersebut (artikel bulan JUNI 2008), dan artikel-artikel yang lain..............

Thursday, June 12, 2008

LOA & The Secret Yg Saya Pahami (5): Allah Bersama Anda


AssWW,

Perkenankan saya menambah sharing saya, tentang aplikasi LOA lagi.

Bagi orang sudah LOA positif-nya sudah “jalan”, maka apabila dia melihat, yang melihat adalah mata Allah, yang berjalan adalah kaki Allah. Maknanya adalah, “ …wa huwa ma’akum ‘ainama kuntum….”. Allah selalu bersamanya kemanapun dia pergi, dengan kata lain Allah “senantiasa menjaganya”.

Ini sesuatu karunia Allah yang dahsyat bukan?

Kalau sudah begini, LA TAHZAN menjadi kenyataan dalam diri seseorang (bukan teori lagi), tidak ada duka, keluh kesah, pikiran khawatir dll.

Dan menurut pengalaman saya, perasaan bahagia, tawadlu, ikhlas, zuhud dll yang asli (yang dikatakan pada buku-buku sufi), adalah merupakan karunia dari Allah (akibat LOA positif kita), datangnya dari Allah, bukan rekayasa/perasaan kita sendiri yang masih palsu…….

Inilah rupanya yang dikatakan oleh seorang sufi ternama, “Al-Qur’an bukan lagi cerita, tapi menjadi realita dalam hidup seseorang”

Menurut saya, bagi orang yang sungguh-sungguh dekat dengan Allah, balasan dan azab Allah akan cepat sekali datang (bayangkan saja ketika kita Haji di Mekkah…..)

Ketika seseorang melaksanakan “kebaikan”, maka Allah akan mendatangkan “kemudahan”, delay waktunya “cepat” (di dunia)

Ketika seseorang melaksanakan “kejahatan”, maka Allah akan mendatangkan “azab”, delay waktunya “cepat” (di dunia).

(Pertanyaan berikutnya, mengapa ketika kita kembali ke tanah air dari Haji/UMroh, masih juga melaksanakan ”dosa” (ngerumpi negatif, korupsi kecil-kecilan, mau menang sendiri, korupsi waktu kantor dll), padahal kita tahu itu salah?

Mengapa kita ini tetap melaksanakan dosa juga, walaupun kita tahu secara Qur’ani bahwa hal itu dosa?

Pertanyaan berikutnya lagi: Bagaimana menjadikan kondisi di Mekkah tetap permanen dimanapun kita berada, termasuk di Indonesia? (ini adalah pertanyaan besar yang pernah saya ajukan sekitar 10 tahun yang lalu).

Insya Allah saya akan sampaikan pada topik mendatang yang lebih relevan dan signifikan ...he...he...he... kata pak Jarwo Kwat)

Kalau seseorang sudah melakukan LOA positif, dan masih juga ada azab, maka kita justru harus bersyukur, lihatlah ini sebagai ”ujian” untuk naik ke maqam berikutnya. Tentu kita ingat, Yang Mulia Rasulullah-pun banyak mendapatkan ujian (pamannya meninggal non-Islam, harus jalan kaki saat Hijrah, sembunyi ke Jabal Tsur, dll)

Apa ciri kita naik maqam?

Tentu saja hal-hal positif akan muncul, Allah akan berikan karunia yang sesuai dengan kehendakNYA (bisa tambah kebahagiaan, rasa kedamaian, keluarga lebih sakinah, anak lulus kuliah/kerja, bisa pergi Umrah/Haji, bisnis mudah, karier mudah naik, dll).

Nah, apabila seseorang sudah dalam maqam yang cukup tinggi (misal wara, zuhud, ikhlas), dan orang tersebut melakukan hal yang ”sedikit” negatif (sekali lagi ”sedikit” negatif saja), maka menurut pengalaman saya, untuk mengembalikan ke maqam yang semula, diperlukan perjuangan yang besar.

Ibaratnya seorang pejabat, kesalahan sedikit saja dapat menjatuhkannya. Dan untuk kembali menjabat di posisi semula, usaha yang diperlukannya adalah sangat besar, bukan?

Rugilah pejabat tersebut, bila melakukan kesalahan.....

Ini saya dapat bayangkan, mengapa ketika Abu Jahal melempari baginda Rasulullah dengan kotoran kambing saat shalat di sekitar Ka’bah, Nabi diamkan (tidak membalas). Bahkan ketika Abu Jahal sakit, maka Nabi-lah yang menjenguknya pertama kali.

Mengapa demikian?

Nabi tidak bersedia mengotori qalbunya hanya dengan membalas Abu Jahal.

Nabi malah menambah LOA positif dengan menjenguk Abu Jahal.

Sungguh maksum Baginda Nabi...Subhanallah....

Kita bertambah kagum kepada sosok Baginda Nabi.......

Bagaimana dengan Allah sendiri yang MAHA SEGALANYA? Allahu Akbar....

(Berbahagialah bagi anda yang tergetar hatinya mendengar nama Rasulullah disebut.... )

(Bersyukurlah bagi anda yang tergetar hatinya mendengar nama ALLAH disebut.... )

Adalah sangat bijak, bila pembaca tidak memperdebatkan pengalaman saya diatas. LOA adalah ”laku”, bukan sekedar teori, kebenarannya sangat individual tergantung masing-masing orang (persentase" kesuksesan pembuktian LOA sangat individual).

You have to prove it!

Wallahu’alam......

Semoga bahasan dengan kalimat praktis & sederhana ini dapat lebih menyadarkan kita untuk selalu mendekat kepadaNYA.....

WassWW,

Adhi (http://loaislami.blogspot.com)

No comments: