
LOA: ALLAH TIDAK KABULKAN DOA KITA?
Oleh Adhi Susilo, disampaikan 30 Sept 2007 pada http://groups.yahoo.com/group/dzikrullah/message/1899
Kalau boleh saya share sedikit aplikasi Law Of Attaction (LOA) dalam bidang ijabah doa. Kalau anda pernah dengar The Secret, sebenarnya Islam jauh lebih hebat dari the Secret, hanya saja “belum” ada yang menjelaskan secara logic dan gamblang.
Saya sampaikan dengan bahasa sederhana, agar kita mudah paham (bahasa sufi yang terkesan “intelek” hanya akan membuat “jarak” di antara saya dan anda para pembaca). The point is, you know exactly what I mean.
“Pak Adhi, apa benar sih ayat itu, doa saya kok tidak Allah kabulkan?
"Iya Pak, saya sudah tahajud tiap malam, tapi sepertinya Allah tidak mendengar doa saya”
“Saya bahkan sudah tahajud, puasa sunnah, tak pernah lewat shalat wajib, kenapa rasanya doa tidak terkabul?
“Kita semua sudah shalat, dzikir sekian tahun sejak kecil, rasanya doa kita tidak banyak yang Allah kabulkan, terus terang saya agak tidak percaya lagi terhadap Tuhan”
Untuk menjawab ini, saya kutip lagi teori LOA secara sederhana, sbb:
- Pengertian LOA: ” You attract to your life whatever you give your attention, focus and energy to, whatever wanted or unwanted”
- Kapan LOA berlaku? Jawab: Setiap SAAT/DETIK
- Semua hal adalah berupa “kuanta”/energi dg frekwensi tertentu (Energi ketika sekali terbentuk, tidak dapat hilang, hanya dapat berpindah bentuk)
- Kuanta/energi ini dapat saling mempengaruhi
- Thought is motion energy (yang kita bayangkan, katakan, persepsikan, emosikan, kreasikan, adalah ENERGI yang bergerak, dengan frekwensi tertentu, terkirimkan ke ”alam semesta”= ALLAH), jadi: Manusia adalah sumber energi dengan berbagai frekwensi
Dari sini kita ambil ”kesimpulan” bahwa SETIAP SAAT kita juga BERDOA tanpa kita sadari. (Ingat juga, LOA doa ini SETIAP DETIK/SAAT berlaku).
Walaupun kita shalat, doa, dzikir (secara formal), total jendral 2 jam perhari (LOA POSITIF), bagaimana dengan di kantor 8 jam? Kalau kita di kantor kebanyakan stres, tidak PD, khawatir, tidak tenang, marah, kesal, dll (LOA NEGATIF), maka resultante total ini jangan-jangan jadi LOA NEGATIF,
Artinya sebenarnya kita minta doa yg JELEK-JELEK tanpa kita sadari.
(DOA khawatir, DOA kesal, DOA stress, dll)
Jadi, ayat di atas VALID, hanya saja kita memang minta doa JELEK-JELEK, ya Allah kabulkan juga KEJELEKAN ini, donk......
Para Manager ini langsung terdiam semua.......
Masing-masing peserta melongo.... Oh....iya...ya...
Qur’an maha benar, kita saja yang tak memahaminya......
Seorang yang ”jenius”, antara lain mampu melihat/menyadari sesuatu yang tidak terlihat/tersadari oleh orang lain.....
Mengapa kita tidak berdzikir dan shalat dengan se-khusyu-khusyu-nya?
Jawabannya, tidak mudah, karena kita adalah makluk KEBIASAAN (tanpa kita sadari biasa mikir negatif, mikir worst case, mikir jangan-jangan...., membayangkan sulit, dll dll)
Untuk itu harus ”dilawan” antara lain dengan proses REFRAME (secara hardware), dan DZIKIR (secara software). Supaya efektif, pilih saja dzikir khofi (dalam hati).
Simple bukan?...... (apalagi konon fadhilah dzikir khofi 70x lipat lebih baik dari dzikir jahar – silahkan anda tanyakan ke para Ustad)
”Ya Pak Adhi, kelihatannya simple, tapi sulit....”
”Tak ada TAPI pak, begitu ada kata TAPI dalam diri anda, secara ilmu NLP, ada mental block, anda tidak akan tergerak untuk melakukannya. Malas...
Ini sama dengan anda yang tadinya bekerja di pabrik, karena satu hal, anda dipindah ke bagian penjualan. Sulit jualan? Mungkin (atau PASTI SULIT)
Bukankah kita bisa minta training?
Kemudian kita minta magang dulu di bagian baru tsb?
Bukankah bisa minta coach, atau mentoring?
Ada Manager yang mengarahkan kita?
The problem is not you capability, but your ability.
Masalahnya bukan pada kemampuan anda, tapi di kemauan anda!
Ada latihannya........
Ada latihan shalat, dzikir. Perlu proses.
Setelah shalat/dzikir sekian lama, silahkan di test hasilnya,
Kalau hasil tidak bagus, cari cara shalat/berdzikir lagi ...... (Al Maidah 35)
Latih lagi...latih lagi....
..... gitu aja koq repot-repot....... (maaf canda sedikit...)
Kita dapat merenungkan, ”belajar” agama, secara prinsip adalah sama dengan belajar ilmu lain (yang tentu saja ada tahap-tahap atau prosesnya).
Semoga Allah memberikan maghfiroh kepada kami semua.
Ya Allah, Ya Rahim, berikanlah kami semua tambahan pencerahan, bukalah hijab kami, agar selalu mampu semakin dekat denganMU...
Amin....
WasWW,
No comments:
Post a Comment