
- Oleh Adhi Susilo, disampaikan 26 Sept 2007 pada http://groups.yahoo.com/group/dzikrullah/message/1888
AssWW,
LOA Dalam Dzikrullah
Untuk menambah keyakinan terhadap LOA, ijinkan saya sharing tentang “LOA dalam Dzikrullah”, sebelumnya saya kutip lagu Dzikir, karya Richard Kyoto dan KH. Zarkasyi:
Dzikirlah yang kami amalkan
Hati kami jadi tenang
Walau dimusuhi oleh setan
Hati kami takkan goncang
Maha Agunglah AsmaNYA
Maha besarlah kasihNYA
Ahli dzikir kepadaNYA
Paling dicintai oleh DIA
Mati dalam khusnul khotimah
Harapan insan beriman
Banyak-banyaklah Dzikirullah
Allah...Allah....Allah....Allah
Siang malam Dzikirullah
Allah...Allah....Allah....Allah
Bagi sebagian orang, lagu tersebut sebagai ”icon”, begitu mendengar lagu ini, tergetarlah hatinya.........,
bercucuranlah air matanya mengenangkan kebesaran Allah........,
bertambah-tambahlah keimanannya kepada Allah.
Konon, sebelum menurunkan surah AL Baqarah 152, Jibril datang kepada Rasullulah dan berkata:
”Wahai Rasullulah, akan aku turunkan sebuah ayat yang belum pernah Allah turunkan kepada umat manusia sejak nabi Adam”.
”Apa itu ya Jibril?”
” Fadzkuruni adzkurkum……..” Al Baqarah 152
Lebih kurang maknanya sbb:
Karena itu ingatlah (Dzikir, sebut Asma Allah, sadar penuhlah kamu) kepada-KU niscaya AKU akan ingat (Dzikir, sadar penuh) pula kepadamu, bersyukurlah dan jangan engkau ingkari akan turunnya nikmatKU kepadamu”.
Jadi, setelah kita menyebut nama Allah (Allah....Allah....Allah), bila dzikir ini tepat sasaran (penuh kekhusyu’an), maka dzikir ini seolah-olah akan ”dipantulkan” kembali ke kita. Inilah menurut saya pribadi, kedahsyatan surat ini.
Sebagian para sufi memiliki pendapat bahwa, inilah ayat utama dalam berhampir kepada Allah Azza wa Jalla.
Kita dahulu yang Dzikir, baru kemudian Allah akan berDzikir kepada kita. Bukankah ini adalah Law of Attraction (LOA) dalam berDzikir?
Adakah agama lain yang secara tegas menyatakan LOA dalam kitab suci-nya?
Subhanallah……..
Sungguh pantas kalau kita katakan: ”Innad dina ‘indallah hil islam….”
Kalau nama kita disebut Bpk Presiden SBY, pasukan Pampresnya barangkali selalu menjaga kita sepanjang hari dan malam, apalagi kalau pasukan Allah. Para malaikat turun untuk menjaga kita, serta mendoakan:
”Da’wa hum fi haa subhanakallohumma wa tahiya tuhun fi haa salaam, wa akhiru da’wa hum ’anil hamdulillah hirobbil ’alamin”
(Doa mereka –para malaikat- di dalamnya, ”Mahasuci Allah”, kemudian ”Selamat”, dan akhirnya ”Segala puji bagi Allah seru sekalian alam).
Sebagai akibatnya, keluarga kita jadi sakinah,
ma waddah wa rahmah,
bisnis jadi barokah,
doa mudah diijabah......
Dari sini, tentu saja sangat tepat kalau Allah memerintahkan dzikir sebanyak-banyaknya, pagi dan petang.
Dzikir ini untuk siapa?
Tentu untuk kebaikan kita sendiri (berdasarkan penjelasan LOA di atas).
Jadi, rugi sendiri kalau tidak berdzikir, bukan?
Wallahu’alam......
”Jangan” percaya kepada ayat Al Baqarah 152 ini, tetapi pembaca harus ’membuktikannya’ sendiri.
”Supaya apa? Untuk apa membuktikannya?
Toh, dari dulu Qur’an jaman Rasulullah sudah terbukti benar?
Qur’an adalah dari Al Haqq, yang terbukti kebenaran mutlak dari Allah?”, tanya seorang rekan dengan sengit!
”Ya, memang mutlak benar dari Allah.
Tapi, pertanyaannya: kebenaran ayat-ayat itu ”benar” bagi siapa dulu?
Bagi Rasul, YES!
Bagi para Aulia, YES!
Bagi anda yang ”tukang tipu” dan ”korupsi?
Belum tentu......he....he....he.....
Buktinya, anda korupsi, kenapa Allah tidak langsung memberikan azab kepada anda, hayooo...
Berarti anda tidak dilindungi Allah (dilindungi oleh iblis? he...he...he...)”
Prove Al Baqarah 152 by yourself!
Agar Al Qur’an VALID dalam ruhani anda.
(”Rumus-rumus Qur’an sudah berlaku dalam hati anda dan segala tindak tanduk anda......)
Artinya...... ruhani anda sudah benar-benar ”Islami”.....
Artinya...... Qur’an sudah menjadi milik anda, bagian dari diri anda ....
(Al Qur’an bukan sekedar ”kertas” yang terhampar dalam ruang shalat anda......)
Betapa dahsyatnya ayat ini......
Sekali lagi, ini semua bermula dari LOA berdzikir kepada Allah.....
Dzikir akan lebih mudah kalau kita ”komitmen” dan ”self suggestion” kepada diri sendiri...
Commitment means, you do it whatever it takes!
Lakukan komitmen misalnya seperti ini:
“Saya berjanji/komit dalam diri sendiri, melakukan minimal duduk berdzikir setengah jam setiap hari” (disamping dzikir khofi sambil duduk…. berdiri…berbaring)
Kiranya mohon maaf kalau yang saya ungkapkan ini tidak berkenan di hati anda.
Wa lahu’alam.....
WassWW,
Adhi (http://loaislami.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment