AssWW - Selamat datang

Rekan-rekan yang dimulyakan Allah.
Weblog Dzikrullah / Zikir saya persembahkan, awalnya untuk menuliskan kembali artikel-artikel yang saya tuliskan pada milis Dzikrullah milik Ust. Abu Sangkan, dimana pada bulan Ramadhan 2006 saya menuliskan 13 buah "Loa dan The Secret yang Saya Pahami".

Selamat menyimak ke-13 Artikel pada milis Dzikrullah / Zikir tersebut (artikel bulan JUNI 2008), dan artikel-artikel yang lain..............

Thursday, June 12, 2008

LOA & The Secret Yg Saya Pahami (3): Misi Hidup


AssWW,

Menyambung 2 bagian yang lalu, ijinkan saya sharing pemikiran saya sbb, dengan harapan kita yang semakin mencari kedekatan kepada Allah dengan bantuan “teori modern” ini akan tercerahkan..

Lebih baik saya kutip lagi teori singkatnya sbb:

  1. Pengertian LOA: ” You attract to your life whatever you give your attention, focus and energy to, whatever wanted or unwanted
  2. Kapan LOA berlaku? Jawab: Setiap SAAT/DETIK
  3. Semua hal adalah berupa “kuanta”/energi dg frekwensi tertentu.
  4. Kuanta/energi ini dapat saling mempengaruhi
  5. Thought is motion energy (yang kita bayangkan, katakan, persepsikan, emosikan, adalah ENERGI yang bergerak, dengan frekwensi tertentu, terkirimkan ke ”alam semesta”)

Dari sini, saya berpendapat, DOA-pun juga energi dan sebenarnya SETIAP SAAT kita berdoa (tanpa kita sadari), walaupun secara informal (doa juga antara lain berisi ”yang kita katakan, pikirkan, emosikan dll”, seperti butir 5 di atas)

Untuk itu, kita manfaatkan karunia yang berupa kemampuan/doa ini sebesar-besarnya.

”Tapi pak, saya merasa cukup, rasanya Allah sudah memberikan ’semua’ (rumah, kendaraan, anak-anak yang sholeh/sholehah, suami yang sholeh, harta sudah banyak, dll), lalu saya minta apa lagi? Rasanya malu minta lagi kepada Allah, pak Adhi”, tanya seorang ibu dokter S2 pada suatu coach dengannya setelah berakhirnya pelatihan yang saya adakan.

”Ya ibu pikirkan, apa kira-kira misi ibu di dunia ini? Apakah hanya sebagai ibu rumah tangga yang ’hobby’nya praktek dokter karena sebenarnya kehidupan ibu sudah tercukupi oleh sang suami? Bukankah manusia yang ’paling mulia’ adalah manusia yang berguna untuk orang lain?”, jawab saya.

Ibu tadi mengangguk-angguk.

Singkat cerita, saya dengar-dengar bu dokter S2 yang kaya ini mulai menginvestasikan uangnya untuk mendirikan rumah sakit murah untuk orang-orang miskin.

Betapa mulia hatinya.... Subhanallah........

Pertanyaan demi pertanyaan mungkin akan muncul bagi anda ”pencari” kebenaran dan pembuktian LOA ini, misalnya sbb:

Kalau doa mempunyai energi, yang berarti mempunyai frekwensi tertentu, kira-kira bagaimana metoda mendapatkan frekwensi doa Rasulullah yang ”pasti” mampu menggapai Allah? (kita ingat peristiwa mi’raj).

Apakah anda ingin mendapatkan frekwensi doa Rasulullah tsb? (Saya juga ingin koq, supaya doa saya sampai kepada Allah, dan ingin mendapatkan ridhoNYA.

Menurut saya, ini adalah masalah ”krusial” dalam berdoa, kalau tidak ketemu frekwensinya, bukankah kita ”agak sia-sia” dalam berdoa selama sekian puluh tahun ini?

Begitu kita dapatkan frekwensi doa Rasulullah tsb, alangkah bahagianya......)

Silahkan pembaca merenungkan, kalau perlu kita tanyakan pada orang/ustad/ulama yang paling kompeten menjawabnya.

Moga-moga pemikiran saya ini logis dan dapat diterima pembaca, kalau tidak logis, mohon keikhlasannya memaafkan saya sebesar-besarnya.

Ya Allah, aku mohon petunjukMU....

WassWW,

Adhi (http://loaislami.blogspot.com)

2 comments:

Khaerul AB said...

Ass.wr.wb.
Mhn maaf jika keliru, menurut hemat saya, masalah sampai - tidaknya doa kita kepada Allah swt tidak terkait dengan frekwensi doa Rasulullah karena Allah senantiasa memperhatikan dan mendekati setiap mahluk-Nya, apalagi jika ia berdoa pada-Nya. Oleh sebab itu, sebagaimana pak Adhi kemukakan, seyogianya kita senantiasa berfikir positif, terutama kpd Allah swt, bahwa Allah senantiasa mendengar, mencatat dan akan mengabulkan setiap doa kita sesuai dengan akumulasi "doa" yg kita panjatkan setiap saat, setiap detik...

Wassalam
Khaerul AB

The Thinker said...

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Saya bisa memahami apa yang Anda maksud dengan "frekuensi doa Rasulullah SAW". Hanya saja istilah tersebut mungkin kurang tepat dalam konteks syar'i. Sebenarnya dalam ajaran Islam ada banyak metode agar doa segera terkabul, namun ada satu 'kondisi batin' yang telah dijamin oleh Rasulullah SAW bahwa doanya tidak akan tertolak, yaitu ikhlash dan tawakkal. Ikhlas yang dimaksud disini mungkin terdengar sedikit berbeda dengan yang diketahui oleh masyarakat umum, namun saya punya referensi yang cukup shahih, yaitu ketika berdoa hendaknya hati terfokus kpd Allah, SWT. Pastikan ketika berdoa, tidak ada sama sekali lintasan2 pikiran selain harapan dan doa yang kita tujukan kepada Allah. (Banyak dari kita yang berdoa tidak saja secara psikologis tidak serius, namun juga secara fisiologis kerap kali terlihat tidak serius dengan 'melagukan', bersuara keras, pikiran kemana2 dst-nya yg kerap kali menyelisihi sunnah Rasulullah dalam berdoa, so bagaimana doa kita mau dikabulkan ?). Terakhir tawakkal, maksudnya adalah ketika kita berdoa tanamkan dalam hati bahwa hanya Allah saja yang bisa mengabulkan doa kita, hanya Allah saja andalan kita. Kita tak punya siapa dan apapun yang dapat menolong kita dalam merealisasikan harapan tersebut kecuali Allah. Apakah kondisi batin ini mudah tercapai ? Dari pengalaman pribadi dan sebagian besar manusia, kondisi ini tercapai biasanya ketika kita dalam kondisi yang sangat sulit atau kesulitan yang sangat memuncak, ketika semua daya upaya telah buntu namun dihati masih ada keimanan yang cukup kepada Allah (krn kalo gak ada iman bisa nempuh jalan yang sesat dlm kondisi kayak gini) biasanya kita baru memohon kepada Allah dengan menghadapkan seluruh jiwa raga kita, kalo sudah begini pertolongan dari Allah itu akan datang dari jalan yang tidak terduga. (Mungkin dengan teknik anchor-nya NLP bisa digunakan untuk mempermudah mengakses kondisi ini, ketika berdoa). Satu lagi, kondisi batin yang namanya syukur setelah berdoa - ini hikmahnya kenapa setiap pasca berdoa harus ditutup dengan shalawat dan hamdalah. Artinya kita yakin bahwa doa kita pasti direalisasikan oleh Allah. Pertanyaannya, dari ketiga kondisi batin tadi sejauh mana implementasinya secara konsisten di dalam doa kita ?